18 Jul

Apakah High Quality dan Low Quality Content Itu?

Apakah High Quality dan Low Quality Content Itu?

Apabila kita perhan mendengar tentang high quality content, maka kita juga sering mendengar tentang low quality content. Bagaimana Google melakukan perangkingan semacam ini?

Dahulu, Google melakukannya dengan cara melihat kata kunci halaman, backlink dan sebagainya. Pada tahun – tahun itu, semuanya sangat teknikal. Tetapi, ada saatnya Google kembali ke yang paling penting, pengguna internet.

Google menilai konten / content yang baik dan kurang baik berdasarkan pengalaman pengguna di website tertentu.

Halaman berkualitas tinggi secara umum menjadi halaman rujukan oleh pengguna internet lain. Jadi, halaman semacam ini pasti mendapat backlink yang baik dan bisa jadi banyak. Tetapi, sepanjang 1 dekade lebih, ada saja yang berusaha mengakalinya dengan membuat dan membeli link dari berbagai tempat. Link ini bagaimanapun juga, mendapatkan penilaian yang baik dari Google dan websitepun masuk rangking tinggi.

Sekarang, meskipun Google menilai pertambahan link, apakah terlihat alami atau spam, tetapi Google juga membuat parameter lainnya.

  • Pengalaman pengunjung

Pengalaman pengunjung adalah parameter yang tidak bisa dibeli pemilik website.
Misalnya:

Tingkat bounce rate atau tingkat pregunjung yang “langsung cabut” saat membuka website menjadi patokan Google menilai kualitas. Jika website bagus, maka pengunjung pastinya akan sedikit betah.

Tingkat bounce rate ini kini menjadi parameter untuk perangkingan di Google.

  • Lama waktu kunjungan

Lama waktu kunjungan di sebuah situs kini juga menjadi perhatian bagi Google. Waktu kiunjungan yang rata – rata panjang membuat rangking website naik.

  • Share di media sosial

Salah satu tanda kualitas bagi Google adalah adanya share konten di media sosial. Makin sering dibagikan, makin tinggi juga rangking halaman tadi.

Ketiga faktor tadi adalah faktor yang sangat alamiah. Kita tidak bisa merekeyasanya supaya web kita terlihat bagus.

Satu – satunya cara untuk mendapatkan rangking yang baik hanyalah dengan membuat konten yang baik.

Selain itu, Google dan search engine lain mempergunakan beberapa faktor lain untuk perangkingan.

Pengertian Low Quality Content

Sebaliknya, low quality content adalah konten yang tidak disukai pengunjung. Misalnya, sulit dibaca sehingga pengunjung langsung cabut begitu membuka website.

Website yang lambat sebenarnya juga merupakan faktor yang memperburuk rangking. Jika website lambat, pengunjung belum tentu mau menunggu web terbuka penuh dan langsung berpindah ke web atau blog lainnya.

Kembali ke konten ada beberapa faktor yang membuat konten menjadi berkualitas rendah.

  • Tata bahasa yang tidak sesuai

Bagi yang menulis website berbahasa Inggris, sekarang Google Panda memberikan penilaian secara ketat terhadap gramar. Masalahnya, bertahun – tahun yang lalu, ada banyak orang yang menggunakan Google translate untuk mentranslate arrtikel secara langsung ke dalam bahasa Inggris dan memposting kembali.

  • Halaman atau situs terkena virus

Situs yang terkena virus biasanya bukan karena kesalahan pemiliknya. Tetapi, tetap saja mengganggu jika tidak dibersihkan. Jadi, lama – kelamaan pasti akan kena penalti Google juga.

  • Terlalu banyak iklan yang tampilannya mengganggu

Apalagi bagi website dengan banyak iklan pop-up. Saat ini rangking mereka pasti rendah sekali. Beberapa waktu yang lalu, kita masih sering menemukan website dengan banyak iklan pop up. Dan, kita pasti terganggu kan?

  • Desain website

layout atau warna yang tidak baik membuat pengunjung tidak betah.

  • Situs yang tidak terawat

Situs ini tidak diupdate secara teratur, banyak link yang rusak atau gambar yang hilang. Jika terbukti mengganggu pengguna dan menurunkan waktu kunjungan misalnya, rangking pasti ikut turun.

Tema situs tidak jelas. Dengan tema yang sulit ditebak, maka Google juga kesulitan memberikan rangking.

Artikel yang tidak ditulis dengan baik, tidak akurat dan sebagainya. Semua akan mempengaruhi waktu kunjungan secara keseluruhan dan mempengaruhi rangking juga.

  • Konten duplikat

Apabila konten kita dideteksi sebagai duplikat, maka Google bahkan akan memberikan penalti.

Nah, ini adalah beberapa faktor yang sekarang menentukan high quality content dan low quality content. Secara umum, high quality content ditandai dengan kemampuannya untuk membuat pengunjung lebih senang dengan website kita. Google melihatnya dalam beberapa parameter yang kami sebutkan diatas.

Jika pengunjung terlihat senang, maka website kita mendapatkan rangking yang baik.

Sebenarnya, banyak faktor lain yang bisa Anda sebutkan atau Anda temui sendiri. Anda juga bisa  mengetahui apa saja yang membuat pengunjung Anda betah berkunjung ke web Anda.

Untuk SEO tahun – tahun kedepan, high quality, low quality content dan pengalaman pengunjung tampaknya akan semakin menjadi faktor SEO yang penting.

5/5 - (1 vote)

Leave a reply