Cara Menggunakan Lift- Dengan Kartu dan Tanpa Kartu
Bagaimana cara menggunakan lift baik yang tanpa kartu dan dengan kartu. Tidak hanya secara teknis, tetapi juga tata krama yang biasa dipergunakan saat naik lift.
Naik lift di gedung bertingkat mungkin terasa asing untuk sebagian orang. Meskpiun begitu, lift ini termasuk aman dan mudah dipergunakan.
Biasanya, dalam satu gedung ada beberapa lift. Dalam 1 grup letak beberapa lift biasanya juga berjajar atau berhadapan. Tetapi, bisa jadi ada 2 atau 3 grup lift yang letaknya terpencar antar grup. Semua tergantung keperluan.
Yang sering terjadi, ada bangunan tinggi dengan jumlah lift sedikit. Karena itulah, naik lift jadi terasa lama untuk mengantre.
Biasanya, ada saja orang yang ingin naik atau turun ke suatu lantai. Tetapi lift tidak ada. Akhirnya ia memencet semua tombol lift yang ada. Akhirnya, lift – lift tadi akan berhenti dilantai dia dipencet. Saat jam istirahat – di kantor – kantor gedung tinggi, kita biasa mengalami lift berhenti di banyak lantai meskipun tidak ada orangnya. Orang yang memencetnya sudah ikut lift yang sebelum lift kita.
Karena fungsi lift yang vital, kita akan selalu menggunakannya. Yang jelas, tidak mungkin jika harus naik turun ke 5 lantai atau lebih sambil naik turun tangga. Apalagi jika gedung tujuan mencapai lebih dari 30 lantai.
Sekarang, bila kamu sudah lulus kuliah, dan akan bekerja di kantor berlantai banyak, pastinya akan setiap hari menggunakan elevator atau lift. Untuk caranya, gampang sih.
Cara menggunakan lift
Yang pertama adalah cara menggunakan lift secara teknis. Kemudian beberapa jenis lift khusus dan terakhir, etika menggunakan lift supaya tidak dimarahi orang lain.
-
Gunakan lift untuk orang
Biasanya, ada lift untuk orang, untuk barang dan lift lainnya. Misal lift untuk pasien di rumah sakit.
2 jenis lift terakhir jangan dipergunakan. Lift untuk pasien digunakan supaya pasien nyaman dan secara etika tidak boleh kita pakai. Meskipun, tidak ada yang mengawasi.
Lift barang juga disediakan untuk barang. Yang menggunakan biasanya mengangkut barang berbagai macam ke atas atau ke bawah. Misalnya, meja, peralatan kebersihan, peralatan listrik dan sebagainya.
Jadi, penggunaan lift barang untuk keperluan pribadi bisa mengganggu maintenence gedung atau pekerjaan orang lain.
Lift untuk barang, biasanya tidak diletakkan di area yang mudah dijangkau. Mungkin ada di pojokan yang jauh. Tetapi, terkadang ada juga didekat lift untuk umum. Biasanya, ada tulisan lift barang atau semacamnya.
-
Harus tahu posisi lantai saat mulai
Juga, harus tahu posisi lantai tujuan. Kita harus tahu posisi lantai saat mau naik lift. Untuk lift di lantai dasar gedung tinggi, terkadang dibuat terpisah. Maksudnya, ada lift pertama dari lantai dasar hingga lantai 1 sampai lantai 15. Kemudian, ada lift kedua dari lantai dasar ke lantai 12 sampai lantai 27. Lift terakhir ini tidak bisa berhenti di lantai 1 sd lantai 11. Kita harus menggunakan lift pertama.
Kemudian, ada tombol lambang naik atau turun di dekat pintu lift. Jika mau naik, ya kita pencet tombol naik. Jika mau turun, kita pencet tombol yang menunjukkan arah turun.
Misalnya saja, kita di lantai 5 mau naik ke lantai 10. Maka kita pencet tombol naik. Jika ada lift dari lantai bawah yang sedang naik, lift ini akan berhenti di lantai 5. Dan, pintunya akan terbuka. Saat itulah kita bisa naik.
Sebaliknya, jika lift turun dari lantai 7, maka kemungkinan tidak berhenti di lantai 5. Lift akan turun ke tujuan akhirnya ke bawah sebelum naik lagi.
Mana lift yang naik atau turun, akan terlihat dari tanda lampu diatas pintu lift bersangkutan. Kita tinggal menunggu di lift yang menuju ke kita saja.
-
Masuk lift, tutp pintu dan pencet nomor lantai tujuan kita
Setelah masuk lift, kita bisa langsung memencet nomor lantai tujuan kita. Dengan cara ini pintu akan tertutup secara otomatis sebelum kita naik. Secara teknis, seharusnya pintu lift dirancang seperti ini. Tetapi, untuk lebih amannya, kita pencet tombol untuk menutup pintu terlebih dahulu.
Tombol ini bentuknya dua segitiga mengarah masuk. Atau kedua ujungnya ada ditengah.
Tombol pembuka pintu, arah ujung segitiganya keluar kekiri dan kekanan. Atau, segitiga berlawanan.
Tombol ini bisa dipergunakan untuk membuka pintu jika ada yang tertinggal. Tetapi, hanya bisa dilakukan saat lift belum bergerak.
Kemudian, kita perlu memncet angka lantai yang kita tuju. Bisa berupa nomor bisa juga abjad atau kombinasinya. Misal angka 10 untuk lantai 10. Atau, bisa juga 10A atau 10C.
Penomoran ini tidak baku, tergantung pemilik gedungnya.
Biasanya, untuk gedung besar, ada penjelasan soal lantai di loby gedung. Terkadang ada maket gedungnya dan berbagai jenis keterangan lain. Bahkan, ada juga yang menampilkan kantor apa saja yang ada di lantai berapa.
-
Tombol darurat lift
Tombol darurat ini biasanya diberi tanda merah dan tulisan emergency. Apapun detail tulisannya, tetapi ada kata emergency atau darurat.
Misalnya saja lift berhenti tiba – tiba, kita bisa gunakan. Tombol ini memberitahu bahwa ada orang didalam lift butuh pertolongan.
Meskipun begitu, jangan berasumsi lift tidak aman. Lift aman sebenrnya jika dirawat secara rutin.
Jika tombol dipencet, kita bisa bicara dengan petugas. Disana ada speaker dan mikrofon. Jadi bisa seperti menelepon.
Jenis lift lainnya
-
Cara menggunakan lift dengan kartu
Ada lift yang memerlukan kartu untuk masuk ke area lift. Ada juga yang perlu mendaftar terlebih dahulu sebelum diberi nomor lift untuk dipergunakan.
Biasanya, ada juga lift yang perlu kartu untuk menggunakannya. Ini adalah lift yang akan menuju lantai yang private. Atau tertutup dan hanya untuk orang tertentu saja.
Cara menggunakan lift hotel, bisa saja sama atau berbeda tergantung kebijakan masing – masing. Kita bisa menjelajah semua lantai, atau hanya bisa mengakses lantai tertentu. Semua tergantung kebijakan masing – masing gedung.
Misalnya saja, sebuah BUMN memiliki kantor di 2 gedung di Jakarta. Mereka yang berkantor di A perlu kartu untuk masuk gedung B dan menggunakan lift untuk naik.
Kartu ini kita tap, atau tempelkan di tempat yang ditentukan. Biasanya di pintu yang menuju lift dan bukan ditempel ke liftnya sendiri.
Untuk mendapat kartu ini, kita biasanya perlu menukar kartu dengan menitipkan KTP atau SIM ke Customer Service di depan. Biasanya ada di lobby di lantai dasar atau, lantai yang sejajar dengan jalan utama menuju ke gedung. Disini biasanya ada satpam. Satpam ini adalah satpam gedung secara keseluruhan.
Tempat menempelnya biasanya terlihat. Biasanya, banyak orang yang menggunakan kartu ini termasuk mereka yang bekerja disana. Kita bisa mengikuti mereka yang menempelkan kartu disana. Atau, bisa juga bertanya lebih dahulu ke CS gedung.
Mereka yang bekerja di suatu gedung, biasanya memiliki kartu khusus yang bisa dipakai disana. Kartu ini bisa membuka pintu di lantai yang mereka dijinkan untuk masuk.
Cara menggunakan lift naik. Setelah naik ke lantai tujuan, kartu ini kita tap lagi untuk membuka pintu di dalam gedung. Pintu ini melindungi area milik perusahaan tadi. Disana, biasanya ada satpam. Satpam ini berasal dari perusahaan penyewa gedung. Jika kita tamu, kita harus lapor dahulu ke mereka.
Setelah lapor, kita bisa tap kartu untuk masuk atau harus menunggu mereka membukakan pintu. Itu adalah kebijaksanaan masing – masing.
-
Cara naik elevator lift lainnya
Beberapa kali, penulis pernah naik lift yang model mendaftar terlebih dahulu. Jadi, kita mendaftar untuk naik lift di CS di lobby.
Biasanya ada meja Customer Service di depan deretan lift di sekitar area loby gedung.
Kita memberitahu CS ke lantai berapa kita akan naik. Setelah itu mereka akan memencetkan tombol lift untuk kita. Dan, memberikan nomor lift yang kita pergunakan.
Kita harus masuk ke lift dengan nomor yang sudah ditentukan. Jangan ke lift lainnya.
Karena, di lift tadilah nomor lantai kita dipencet oleh CS. Jika menggunakan lift lain, belum tentu menuju ke lantai yang kita tuju.
Misal, kita naik lift nomor enam ke lantai 30. Jika maksa naik ke lift nomor 5, maka di lift tadi mungkin tidak ada orang yang ke lantai 30.
Harus diingat, di lift seperti ini tombol lantai didalam tidak bisa ditekan sendiri. Jadi percuma masuk lift nomor 5 dan menekan – nekan angka 30. Tidak akan bergerak kesana jika bukan CS yang memencet dari meja mereka.
Cara menggunakan lift mau turun, sebenarnya sama saja dengan uraian diatas. Hanya kita balik memencet tombol turun saja. Untuk lift yang mendaftar, saat turun kita akan dibantu satpam yang berjaga disana.
Nah sekarang, cara menggunakan lift sudah cukup lengkap. Minimal seperti yang pernah penulis temui.
Jika ada lift lain, ada catatan kecil dibawah. Tetapi biasanya jika bisa menggunakan satu lift, yang lain juga bisa.
Sekarang, hal penting lagi:
Etika menggunakan lift
Ada etika dalam menggunakan lift. Yang penting, karena tempat terbatas dan penggunanya banyak. Kita harus menggunakan etika yang umum dipergunakan jika tidak mau dimarahi banyak orang.
-
Mendahulukan pengguna lift yang keluar
Kita harus mengantre lift di satu sisi saja. Saat lift berhenti, kita berikan sisi kosong untuk pengguna yang akan keluar. Biarkan yang ingin keluar keluar semua terlebih dahulu. Baru kita masuk sesuai antrean.
-
Tidak berebut
Ini juga penting, meskipun yang memakai banyak jangan berebut. Tetap mengantri dan jika tidak kebagian tempat, kita tunggu lift lainnya.
Biasanya, jika beban satu lift sudah maksimal, akan ada alarm dan pintu lift tidak mau menutup. Lift tidak akan bergerak.
Jika kita yang terakhir masuk dan membuat alarm berbunyi, maka kita yang harus keluar.
-
Mendahulukan disabilitas
Di semua tempat, hal semacam ini berlaku universal. Jika kita baik, dahulukan juga orang tua atau ibu hamil.
Saat ada yang masuk, beri jalan. Jika kita masuk duluan, menuju ke samping dan memberi jalan untuk yang lain.
-
Jika ada di dekat pintu, tahan tombol pembuka lift sampai semua masuk
Jika kebetulan kita ada di dekat pintu atau tombol naik dan turun, tugas kita untuk menahan tombol pembuka lift sampai semua masuk. Juga, bisa kita tanyakan lantai berapa saja mereka mau naik atau turun. Dan kita pencetkan tombolnya.
Saat ada yang turun, kita tahan juga tombol pembuka lift sampai semua turun. Dan sampai yang akan naik juga naik semua.
Jangan menahan pintu supaya tetap membuka dengan tangan.
Ada lift dengan sensor di tengah pintu. Jika kita tahan akan membuka. Tetapi, saya pernah menemukan ada yang tidak punya sensor pintu, jadi tangan bisa terjepit.
-
Saat keluar dan kita paling dekat pintu, tahan tombol pembuka pintu lift
Jika kita akan keluar tapi posisi kita ada di paling dekat tombol, maka tahan tombol pembuka pintu sampai semua keluar. Baru kita keluar. Tetapi jika terlalu sumpek, bisa juga kita keluar duluan.
-
Jangan membuang sampah
Ini juga merupakan etika yang penting. Jangan sekali – kali membuang sampah di lift meskipun kita sendirian.
-
Jika ada perempuan, jangan memilih berada di dekat tombol naik turun
Katakan kita laki – laki dan naik lift. Tetapi ada perempuan disana. Biasanya, mereka lebih nyaman jika memilih tempat sendiri. Mungkin di dekat pintu atau bahkan dibelakang kita. Tetapi yang jelas, menjauh saja dari tempat tombol lift naik turun. Sering juga mereka memilih tempat ini.
Beri jalan jika mereka mau turun. Jika perlu, keluar dulu supaya lapang. yang penting, tahan saja tombol naik atau turun di pintu luar. Lift akan tetap terbuka pintunya dan kita bisa mudah masuk lagi.
Berlaku jika hanya berdua atau jumlah laki – laki terhitung lebih banyak.
-
Jangan merokok dan makan minum
Ini hal yang sangat jelas. Lift itu sempit. Makan atau minuman yang tumpah juga bisa membuat kotor.
-
Jangan membawa barang besar di lift orang
Jika kita membawa barang yang memakan tempat, kita gunakan lift barang. Kalau hanya sebatas tas koper atau ransel sih oke. Tetapi membawa meja atau kursi tidak disarankan lewat lift orang. Gunakanlah lift barang.
-
Jangan memakai lift yang bukan untuk kita
Misalnya, naik lift untuk pasien di rumah sakit atau lift khusus disabilitas ( jika ada ). Hal ini bisa mengganggu tugas dokter dan perawat. Mungkin juga, bisa membahayakan pasien.
Catatan lain tentang lift :
Lift terlalu sedikit
Yang biasa terjadi, jika jumlah lift mencukupi, maka antrean akan rapi. Jika lift dirasa kurang, maka akan ada saja yang naik lift asal masuk. Dia bisa ikut naik meskipun tujuannya turun. Jadi, ketika lift sudah mentok keatas, dia akan ikut turun ke lantai yang diinginkan.
Yang seperti ini sih, yah tergantung Anda. Karena praktek semacam ini mungkin umum di gedung yang jumlah liftnya dirasa kurang.
Lift di bangunan yang belum 100% ruangannya dipakai
Ini menyangkut keamanan.
Ada teman pernah bercerita pernah menemukan bangunan hotel berlantai 24. Tetapi yang dipergunakan hanya sampai lantai 17. Ia iseng naik ke lantai 20. Liftnya bisa menuju kesana. Tetapi, ternyata saat keluar lift ia tidak bisa lagi masuk lift yang sama. Tombol pembukanya tidak bisa dipakai. Untungnya lift di grup lain tombolnya bisa dipakai. Jadi masih bisa turun dengan lift.
Jika tidak, harus lewat tangga darurat. Itu kalau tidak dikunci pintunya karena lantai atas ini belum ada yang mempergunakan. Nah, jangan asal naik ke lantai yang kita tahu kosong sebelum di cek atau ditanyakan. Kalau terkunci bisa susah sendiri.
Untuk bangunan di Jakarta, saya kurang tahu. Tapi teman ini menggunakan hotel itu di luar negeri.
Kemudian, saya sendiri pernah menemukan, hotel dengan 22 lantai yang liftnya tidak dibagi ke beberapa lantai. Jadi, jalur lift nya panjang langsung naik dari basement ke lantai 22.
Yang lift model ini, antreannya pasti lumayan lama. Jadi, ya kita tunggu saja dengan sabar.
Untuk saat ini, inilah yang bisa kita berikan. Jika Anda memiliki hal lain, bisa ditulis di kolom komentar. Jika ada lainnya yang kami temukan, akan kami update.
Salam sukses luar biasa !