Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara
Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara kini terkenal. Kedua kabupaten ini kini akan menyandang status sebagai Ibukota negara kita, Indonesia.
Terlepas dari pro dan kontra pemindahan ibukota, 2 Kabupaten ini juga pastinya menarik untuk disimak.
Kabupaten Penajam Paser Utara
Daftar Isi
Sesuai data Badan Pusat Statistik tahun 2018, Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki luas wilayah 3.333,06 kilometer persegi. Kabupaten ini awalnya bergabung dengan Kabupaten Paser pada tahun 1942. Kini Penajam Paser Utara merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Pasir atau Kabupaten Paser ( sekarang ). Pemekaran ini dilakukan pada 10 April 2002. Pada tahun 2017, jumlah penduduk di Penajam Paser Utara mencapai 168.012 jiwa. Jumlah ini adalah salah satu kabupaten yang paling banyak penduduknya di Balikpapan.
Sebagai kota pesisir, secara tradisional masyarakat Penajam Paser Utara adalah masyarakat nelayan selain juga petani. Untuk makanan, banyak makanan di Penajam Paser Utara yang berasal dari bahan makanan laut. Beberapa yang terkenal misalnya abon kepiting dan amplang yang merupakan kerupuk ikan.
-
Tempat objek wisata Penajam Paser Utara
Bagi yang suka traveling, Kabupaten ini juga memiliki banyak wisata pantai yang indah dan masih terasa alami.
Untuk pantai yang terkenal, saat ini ada Pantai Tanjung Jumlai dan Pantai Corong. Kedua pantai ini ramai saat liburan, utamanya saat Idul Fitri. Kemudian, ada juga pantai Sipakario.
Selain pantai, ada juga objek wisata menarik lainnya seperti hutan mangrove, penangkaran rusa Penajam dan Air Terjun Tembinus.
-
Sejarah Penajam Paser Utara
Pada jaman dahulu, di daeran Penajam, berdiri beberapa kerajaan adat.
Pemerintah Adat Suku Tunan yang ada di daerah Muara Sungai Tunan (Penajam)
Pemerintah Adat Suku Adang yang ada di daerah Teluk Adang (Paser)
Pemerintah Adat Suku Lolo yang ada di daerah Muara Sungai Lolo (Paser)
Pemerintah Adat Suku Kali yang ada di daerah Long Kali (Paser)
Pemerintah Adat Suku Balik yang ada di daerah sekitar Teluk Balikpapan.
Di antara mereka, Pemerintah Adat Suku Balik adalah pemerintah yang menjadi bagian dari Kerajaan Kutai Kartanegara yang terkenal itu. Sisa kerajaan – kerajaan itu kemudian menjadi wilayah kerajaan Paser.
Oh, ya, Penajam Paser Utara ini juga punya sebutan sebagai Balikpapan Seberang.
Tetapi, seiring waktu juga, bagian kerajaan Paser ini juga memilih bergabung dengan kerajaan besar. Saat ini, kerajaan – kerajaan kecil ini hanya namanya saja yang masih dikenal sebagai legenda di Masyarakat.
Saat ini, Kabupaten Penajam Paser Utara adalah daerah otonomi. Namun, sangat memiliki keterkaitan budaya dengan Kutai Kartenegara.
-
Angkatan perang jaman kerajaan
Jika kita menengok kepada peninggalan sejarah, yang terlihat saat ini adalah meriam, bedil, senjata dan mesiu.
Sebagai kerajaan pantai, Kerajaan Paser telah memiliki angkatan laut sendiri. Pada masa itu, daerah Tunan atau Tanjung Jumlai merupakan daerah yang penting. Dan dilengkapi armada perang untuk mengamankan wilayah utara Kerajaan.
Saat itu, keberadaan Angkatan laut ini tidak terlepas oleh peran seorang Bangsawan Bugis, Petta Saiye. Saat itu Beliau bertugas untuk membuat kapal modern untuk armada kapal perang Sultan Sulaiman Alamsyah.
Beliau, saat itu dibantu 4 tenaga ahli serta 50 tenaga kerja biasa. Sultan, saat itu memerintahkan untuk melengkapi kapal perang dengan berbagai peralatan senjata.
Senjata – senjatanya sendiri didapatkan dengan mengadakan barter dengan komoditi hasil setempat. Misalnya rotan, emas, getah wingkang dan getah ketiau.
Tetapi, kapal Milik Portugis yang diharapkan untuk menjual senjata ternyata sudah jarang masuk wilayah Sulawesi Selatan. Wilayah yang dulunya sering dimasuki pedagang Portugis.
Kemudian, Petta Saiye melanjutkan perjalanan dan pencariannya ke daerah Pulau Timor. Di Negeri Delly. Disana, Beliau bertemu dengan Dacosta, seorang pengusaha asal Portugis.
Pengusaha ini, setuju untuk menukarkan senjatanya. Tetapi, Ia meminta supaya penukaran dilakukan di Negeri Delly. Supaya Belanda tidak ikut campur.
Petta Saiye Setuju dengan syarat ini. Ia kemudian membawa kapal layar beserta muatan yang akan ditukar dengan senjata. Petta Saiye berhasil mendapatkan berbagai senjata seperti Bedil, Meriam dan juga mesiu.
Salah satu tempat untuk meletakkan senjata – senjata itu adalah di Tanjung Jumlai Jaya yang ada di Desa Tanjung. Saat ini wolayah ine merupakan bagian dari Kabupaten Penajam Paser Utara.
Kabupaten Kutai Kartanegara
-
Info Geografis
Ini adalah salah satu Kabupaten di Indonesia yang wilayahnya dilintasi oleh garis Katulistiwa. Jadi, Di Kabupaten Kukar ini, kita juga bisa menemukan tugu Equator.
Letak Kerajaan Kutai itu dulunya ada di Hulu Sungai Mahakam yang dekat dengan Kota Tenggarong.
Pada tahun 2015, tanggal 22 Maret Silam, pernah dirayakan hari tanpa bayangan di daerah tugu Equator ini.
Kabupaten Kutai Kartanegara ini adalah kKabupaten berjarak 70,6 KM dari kota Samarinda dan 126 KM dari kKota Balikpapan. Seperti halnya Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kukar juga merupakan wilayah pesisir. Luas pantainya lumayan besar mencapai 202.281 hektar. Dan menurut BPS, jumlah penduduk Kabupaten ini pada tahun 2016 lalu mencapai 717.789 orang.
Agak berbeda dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Kartanegara sudah jauh lebih terkenal sebelumnya. Kabupaten ini sempat terkenal sebagai Kabupaten terkaya di Indonesia. Juga, memiliki sumber tambang yang besar. Untuk tambang batubara saja, produksi tahun 2015 mencapai 55,8 juta ton.
-
Objek wisata Kabupaten Kutai Kartanegara
Kawasan wisata di Kukar lumayan banyak dan juga indah. Untuk pantai saja, pantai di Kukar ada pantai Pengempang di Dsa tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak. Kemudian, ada juga Pantai Tanah Merah Samboja dan Pantai Ambalat disamping pantai – pantai lainnya.
Bagi Anda yang ingin suasana lainnya, ada juga kawasan hutan konservasi Bukit Bangkirai Samboja. Yang namanya hutan, pastinya sejuk dan juga nyaman untuk bersantai.Dan, untuk kawasan wisata alam lain ada suaka perlindungan hewan Borneo Orang Utan Survival ( BOS ) di Semboja dan Waduk Panji Sukarame.
Untuk kawasan wisata dalam kota, ada Museum Mulawarman dan Planetarium Jagad Raya.
-
Sejarah Kutai Kartanegara
Untuk sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara, pastinya sudah ada di buku – buku sekolah. Kerajaan Kutai sendiri ( bukan Kutai Kartanegara ) adalah kerajaan tertua di Indonesia sejak abad 5 Masehi. Hal ini dibuktikan dengan penemuan 7 prasasti dengan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta yang ditulis diatas tugu Yupa.
Raja pertama di Kutai adalah Raja Mulawarman. Raja Mulawarman adalah putra dari Raja Aswawarman dana cucu dari Maharaja Kudungga.
Saat itu, Kerajaan ini diberi nama sebagai Kerajaan Kutai Martadipura oleh Raja Mulawarman. Oh, ya, Nama raja ini ditulis dalam Yupa karena telah mensedekahkan 20,000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.
Kerajaan ini letaknya sangat strategis. Kotanya dibangun di jalur perdagangan antara China dengan India. Tepatnya, di hulu Sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur dan dekat dengan Kota Tenggarong.
Beberapa abad kemudian, Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri. Letaknya ada di muara Sungai Mahakam di Tepian Batu, Kutai Lama.
Raja Pertamanya adalah Aji Batara Agung Dewa Sakti pada tahun 1300 sd 1325.
Kerajaan ini, Kuta Kartanegara adalah kerajaan yang dekat dengan Kerajaan Majapahit. Karena kedekatan itu, bahkan Majapahit menempatkan seorang Pati sebagai bentuk pengakuan.
Pada abad ke 16, Antara Kutai Martadipura dan Kutai Kartanegara berperang. Kemenangan diperoleh oleh pihak kerajaan Kutai Kartanegara. Saat itu, Kutai Martadipura kemudian digabungkan dengan Kerajaan Kutai Kartanagara.
Gabungan kedua kerajaan ini kemudian diberi nama Kerajaan Kutai Kartanagara Ing Martadipura. Saat itu, pemberian nama pada saat pemerintahan Raja Aji Pengeran Sinum Panji Mandepa.
Agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini pada abad ke 16. Yang membawa agama ini adalah Seorang Ulama Minangkabau Tuan Ri Bandang dan seorang ulama Aceh Tuan Ri Tiro Pararang.
Saat Raja memeluk Islam, maka kerajaan pun diubah menjadi Kesultanan.
Saat itu, Islam mulai menyebar di kerajaan ini. Nama – nama raja pun menggunakan nama – nama Islam.
Masa keemasan Kerajaan Kutai Kartanegara terjadi pada tahun 1782 – 1850 dibawah pemerintahan Sultan Muhammad Salihuddin. Saat itu, kerajaan ini adalah kerajaan maritim yang kuta. Hingga Belanda datang dan menguasai Tenggarong pada tahun 1844. Setelah Sultan menandatangani perjanjian “Tepian Pandat Traktat,” Kesultanan Kutai Kartanegara tunduk kepada Belanda.
Kabupaten Penajem Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara memang memiliki hubungan sejarah yang dekat sejak jaman dahulu. Kini, tampaknya kedua kabupaten ini akan lebih dekat lagi. Tentunya setelah dipilih menjadi ibukota.